Bagi Arek Suroboyo yang lahir di tahun 80-90 an pasti tidak asing lagi dengan Pasar Blauran. Pasar yang menjual segala kebutuhan, mulai dari buku, seragam, hantaran, make up, pakaian, perhiasan, hingga kue basah atau juga dikenal dengan jajan pasar. Pasti saat kalian masih sekolah, orang tua kalian sering mengantarkan untuk beli kebutuhan sekolah di sini, kan?
Segala kebutuhan rumah tangga juga banyak tersedia. Jika bisa dibilang Blauran mirip seperti mall namun bernuansa tradisional. Pasar Blauran terletak di Jalan Kranggan dan berbelok hingga Jalan Blauran. Jika kalian ingin melalui Jalan Blauran maka, kalian perlu parkir dan masuk ke dalam gang kecil.
Sebenarnya pasar ini cukup lengkap lho, teman-teman. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam toko yang menjual berbagai macam hal. Persis sekali seperti mall, yang juga menjual berbagai macam hal. Namun Pasar Blauran dikemas dengan gaya yang lebih tradisional.
Berbeda dengan mall-mall di Surabaya yang Foodcourtnya terletak di lantai atas, Food Court di sini berada di lantai bawah, persis dengan pintu masuk. Ketika kalian masuk melalui Jalan Kranggan, kalian akan bertemu parkiran terbuka. Kemudian ada beberapa toko kaset, toko snack, kue basah, lalu kalian akan menemukan sederetan warung sederhana yang menjual makanan rumahan.

Namun selalu ada yang berkurang rasanya jika kalian masuk ke dalamnya sekarang. Toko semakin banyak yang tutup, karena selain pandemi, banyak orang yang lebih memilih untuk pergi ke tempat-tempat yang lebih modern. Padahal kualitas barang di Pasar Blauran juga cukup baik. Harganya bahkan bisa ditawar! Rasa makanan di sana juga tidak pernah berubah. Aura OLD langsung muncul ketika saya masuk ke dalamnya. Menarik memori-memori bersama Mama ... yang tidak pernah lelah muter seluruh Blauran saat cari sepatu baru, atau buku baru, atau sekedar makan bakso, sate usus, tahu petis dan dawet.
Ah, jadi ngelantur!
Tapi, ayo, lah. Sekali-sekali cuci mata di Pasar Blauran atau sekedar cari kado untuk teman. Kalau kalian sudah punya anak, ajak anak kalian ke sana, agar mereka mengenal rasanya hidup sederhana.
0 Comments: