Netflix Series Review: Bridgerton

Creator: Chris Van Dusen

Producer: Shondaland (Shonda Rhimes)

Genre: Drama

Musik: Kris Bowers

Diadaptasi dari Novel “Bridgerton” karya Julia Quinn

Bridgerton merupakan drama series berlatar belakang Inggris di era 1800an. Mengisahkan tentang persaingan antara keluarga bangsawan dalam mencarikan jodoh untuk anak-anak gadisnya. 

Cerita dimulai saat musim debutan di tahun 1813. Debutan adalah sebuah musim di mana setiap gadis bangsawan yang telah siap dan cukup umur akan melakukan debut dan berpenampilan sangat cantik dengan gaun-gaun yang megah. Setelah debut, maka bisa dibilang seorang gadis telah siap untuk menerima pinangan seorang pria dari keluarga bangsawan lainnya.

Sepanjang cerita mata akan dimanjakan dengan scene megah rumah-rumah bangsawan, arsitektur khas Inggris pada masanya. Selain itu, gaun-gaun cantik berhiaskan payet-payet permata dan alunan dansa yang sering muncul, membuat penonton berangan-angan betapa indahnya kehidupan para bangsawan, seperti cerita-cerita di dalam dongeng.

Tokoh utama dalam series ini adalah Daphne Bridgerton, seorang putri tertua di keluarga Bridgerton, dan Simon Basset, seorang Duke of Hastings. Awal mula pertemuan mereka membuat mereka terjebak dalam hubungan cinta yang cukup bikin bimbang. Simon yang tidak ingin menikah terpaksa menjalani hubungan pura-pura dengan Daphne yang mendambakan para pelamar.

Cerita berlatar Kerajaan Eropa, tentu saja tidak lengkap apabila tidak dibumbui dengan skandal. Banyak skandal disajikan dalam 8 episode series Bridgerton ini. Didampingi dengan tokoh utama lainnya yang juga merupakan narator dari series ini, yaitu Lady Whistledown, menambah suasana cerita menjadi semakin menarik.

Menurut review pribadi saya, jalan cerita Bridgerton sebenarnya cukup bagus. Akting para tokohnya juga sangat membantu serial ini dapat terasa era 1800 an nya. Skandal-skandal yang ditampilkan, sejujurnya bagi saya terlampau rumit dan banyak. Namun, justru skandal-skandal yang disajikan membuat cerita antara Simon dan Daphne menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan.

Bagian yang paling saya sukai dari Bridgerton adalah kisah Penelope Featherington, yang meskipun dikisahkan merupakan salah satu orang yang kurang beruntung dan tidak begitu diperhatikan oleh keluarga maupun bangsawan lainnya, tetapi justru ternyata terungkap bahwa dialah sang tokoh utama sesungguhnya.

Selain itu semangat Ratu dan Eloise dalam mengungkap identitas Lady Whistledown juga menciptakan suasana yang berbeda dan lebih segar saat penonton sudah jenuh dengan sajian skandal di dalamnya.

Rating pribadi Bridgerton: 8/10

Renyta Ayu Putri

Master of zero~

Tinggalkan Balasan