Jumat, 25 Juli 2014
Rabu, 09 Juli 2014
Puisi : Palestine
Kinilah waktunya
Biarkan lelap membaringkan ragaku
Cinta ini merenggut jiwaku
Biarkan aku menutup mata
Beristirahat dalam diam
Damai
Siang dan malam bersatu dalam batin
Lilin-lilin kecil menyala di atas tanah nan suci
Melati dan mawar bertebaran
Wanginya kian semerbak
Sayup-sayup tangisan memecah hening
Isyarat ini jelas
Terlukis di dahiku
Biarkan aku istirahat
Kedua bola mataku telah teramat lelah
Ku tak sanggup membiarkan sajak-sajak kalian meronta
Bersautan
Bibir bergetar penuh getir
Terbangkan dawai harpa
Menyingkap tabir lara
Nyanyikan lagu juang itu
Dendangkan kedamaian
Kobarkan semangat
Masa-masa pilu menjadi sampul harapan
Menyimpan makna ghaib yang begitu lembut
Selembut alas tempatku terbaring
Tegakkan kepalamu, tajamkan lagi pandang matamu
Seperti bunga-bunga yang menyemai jemari
Menyambut fajar pagi hari
Maut itu kini berdiri gagah di sampingku
Berada di celah antara nadi dan cahaya mentari
Cium mataku dengan senyummu yang tulus
Biarkan jemari merah jambumu membelai rambut-rambut usangku
Ku mohon
Dedebuan di dahiku yang akan menjadi saksi
Bayangan maut dari mataku
Gema takbir, tauhid dan kisah heroik kita
Biarlah abadi bersama hembusan nafas ini
Demi Palestina yang agung
Rabu, 25 Juni 2014
Puisi : Melodi
Aku di sini, wahai melodi yang cantik
Sambutlah naraku
Impianku yang mengajawantah
Dan hakikat harapanku
Peluklah aku, wahai melodi syahdu
Kekasih jiwaku
Engkau kolam yang sejuk
Pikulan buah ranum bagi hati yang lapar
Kau adalah sepotong awan putih di langit
Membuka kelopak mataku
Seberkas cahaya yang tak kunjung padam
Tak terliput gelap malam
Tak lerlipat padang gersang
Kau tundukkan abad demi abad bersama tirainya
Kehidupan dalam kehidupan
Telah sampailah kini di keabadian
Featured Post

Hai. Kali ini berbeda dari artikel biasanya yang lebih sering menuliskan tentang pengetahuan umum. Karena saya akan menceritakan pengalaman ...
Continue reading