Dalam
sebuah pembelajaran, pendekatan behaviorisme menekankan pada aspek-aspek yang
dapat diamati. Menurut teori behavorisme, belajar merupakan perubahan dari
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dan seseorang dapat dikatakan belajar apabila dia mampu menunjukkan peubahan
dalam betingkah laku.
Baca juga: Pengertian Teori Belajar Konstruktivis
Contoh
dari perubahan perilaku dalam belajar salah satunya adalah, ketika seorang anak
pertama kalinya naik escalator di mall biasanya akan mengalami rasa takut.
Namun ketika sudah dicoba beberapa kali, rasa takut itu akan hilang dan anak
menjadi terbiasa. Perubahan perilaku “takut” menjadi “terbiasa” adalah suatu
perwujudan dari belajar. Anak mempelajari bahwa menaiki escalator sebenarnya
tidak menakutkan. Pendekatan behaviorisme dalam pembelajaran menjelaskan bahwa
hanya perilaku yang dapat diamati saja yang dapat diuku secara langsung.
Dalam
mempelajari teori behaviorisme, perlu dipahami bahwa munculnya atau berubahnya
sebuah perilaku dipengaruhi oleh suatu kondisi. Apabila kondisi tersebut
menyenangkan, maka disebut sebagai reinforcement. Namun apabila kondisi
tersebut tidak menyenangkan, maka disebut sebagai punishment.
Reinforcement
Reinforcement
merupakan stimulus yang diberikan untuk meningkatkan kemungkinan seseorang memunculkan
perilaku tertentu. Dalam mencapai tujuan ini, reinforcement diberikan dalam dua
bentuk, yaitu reinforcement positif dan negatif. Reinforcement positif
dimunculkan dengan cara memberikan stimulus menyenangkan, sehingga dapat
memperkuat dan meningkatkan frekuensi suatu perilaku. Sedangkan reinforcement
negatif adalah dengan mengurangi atau menghilangkan stimulus tidak menyenangkan
untuk meningkatkan atau memperkuat suatu perilaku.
Reinforcement
juga dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pemenuhan kebutuhannya, yaitu
primary reinforcement dan secondary reinforcement. Primary reinforcement
merupakan stimulus yang berupa pemenuhan kebutuhan biologis, seperti makan,
minum, dan tidur. Sedangkan secondary reinforcement adalah stimulus yang bukan
pemenuhan kebutuhan biologis dan sifatnya harus dipelajari karena setiap
individu memiliki kebutuhannya masing-masing, seperti uang, pujian, nilai, dan
lain-lain.
Baca juga: Pengertian Teori Belajar Konstruktivis
Punishment
Punishment
merupakan stimulus yang tidak menyenangkan. Stimulus ini diberikan untuk menurunkan
kemungkinan munculnya suatu perilaku yang tidak diinginkan. Terdapat dua jenis
punishment yang dapat digunakan untuk mengurangi suatu perilaku, yaitu
presentation punishment dan removal punishment. Presentation punishment yaitu
mengurangi perilaku tertentu dengan memberikan stimulus yang tidak diinginkan
atau tidak menyenangkan bagi objek. Sedangkan removal punishment adalah dengan
mengurangi atau menghilangkan stimulus yang menyenangkan.
Extinction
Extinction
atau pelenyapan merupakan sebuah proses hilangnya perilaku atau respons. Suatu
perilaku yang telah mengalami penguatan tidak lagi diberi stimulus dalam
periode tertentu. Oleh karenanya, mengakibatkan perilaku tersebut berhenti
muncul.
Karakteristik
dari proses extinction yaitu suatu perilaku mengalami peningkatan dari segi
intensitas, frekuensi, dan durasi, namun tiba-tiba berkurang hingga menghilang,
atau tidak muncul sama sekali. Peningkatan perilaku selama proses extinction
ini disebut dengan extinction burst.
Shaping
Shaping
merupakan pembentukan suatu perilaku yang benar-benar baru atau yang tidak
pernah dilakukan oleh individu, dengan memberikan reinforcement berturut-turut
dalam proses kemunculan perilaku baru tersebut. Misalnya, saat orang tua
mengajari anak untuk mengatakan “Mama”. Pada mulanya anak akan mencoba belajar
dengan mengucap, “mmm, mmm, mmm”. Ini merupakan respon awal anak saat belajar
mengucapkan mama. Kemudian sering berkembangnya kemampuan anak dalam merespon
stimulus, maka anak mulai bisa menyebutkan kata “mama” dengan benar.
Baca juga: Pengertian Teori Belajar Konstruktivis
Maintenance
Agar
tidak terjadi extinction, maka diperlukan upaya untuk menjaga perilaku yang
telah terbentuk tersebut. Upaya ini dapat dilakukan dengan melakukan
reinforcement terjadwal untuk beberapa waktu, hingga kemudian perilaku tersebut
dapat muncul sendiri meskipun tanpa reinforcement.
Jadwal
Reinforcement
Jadwal
Reinforcement disebut juga sebagai jadwal penguatan. Berikut ini merupakan
jadwal penguatan yang dapat diterapkan dalam membentuk perilaku seseorang agar
tidak mengalami extinction:
- Fixed Ratio: Diberikan teratur setiap sejumlah respon tertentu.
- Variable Ratio: Diberikan setiap sejumlah respon yang tidak tetap.
- Fixed Interval: Diberikan teratur setiap kurun waktu tertentu.
- Variable Interval: Diberikan setiap kurun waktu yang acak.