Model Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif disebut juga dengan model pembelajaran berkelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota dalam kelompok akan secara
terstruktur memiliki tanggung jawab individu dan saling tergantung satu sama
lain, sehingga dibutuhkan interaksi dan keahlian dalam bekerja sama.
Sistem
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk atau kriteria dalam metode
belajar konstruktivis. Setiap kelompok terdiri dari anggota yang memiliki
keberagaman dalam tingkat kemampuan akademik dan juga perbedaan sosial.
Pembagian kelompok seperti ini diharapkan mampu membuat individu yang kurang
paham, menjadi terbantu dan lebih paham setelah berkelompok dengan individu
lain yang memiliki kapasitas yang lebih baik. Sehingga, dalam pembelajaran
kooperatif, proses belajar tidak dapat dikatakan selesai apabila salah satu
individu dalam kelompok belum menguasai materi.
Baca juga : Metode Pembelajaran Student Team-Achievements Divisions (STAD)
Roger dan
Johnson (dalam Lie, 2002) berpendapat bahwa meskipun pembelajaran kooperatif
selalu mengandalkan kerja sama dan proses belajar berkelompok, bukan berarti
setiap pembelajaran dengan metode belajar kelompok dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang kooperatif. Ada lima unsur yang harus dipenuhi agar dapat
dikatakan sebagai pembelajaran yang kooperatif, yaitu:
1. Ketergantungan
positif antar anggotanya
Untuk mendapatkan keberhasilan dalam sebuah kerja kelompok, sangat
dibutuhkan usaha dari setiap anggotanya. Suatu kelompok perlu bekerja secara terstruktur
agar dalam pembagian tugasnya dapat berkaitan, dan setiap anggota memiliki
ketergantungan yang positif terhadap setiap anggota kelompok lainnya.
2. Tanggung
jawab perseorangan
Pendidik dapat menyiapkan tugas berkelompok sedemikian rupa agar
setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan kelompoknya.
3. Kegiatan
tatap muka dan bediskusi
Suatu kelompok dapat dikatakan kooperatif apabila mereka dalam proses belajar melakukan tahapan diskusi untuk menyatukan sinergi dan menyusun srategi dalam mencapai penyelesaian tugas atau tujuan kelompok.
4. Komunikasi
interpersonal para anggotanya
Keterampilan komunikasi individu dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam suatu kelompok. Keterampilan ini dapat berupa kemampuan mendengar dan mengutarakan
gagasan. Suatu kelompok belum dikatakan kooperatif apabila salah satu
anggotanya belum mencapai titik “mampu berkomunikasi” dengan baik kepada sesama
anggota kelompok lainnya. Karena bagaimanapun tujuan belajar kelompok adalah
untuk memperkaya pengalaman belajar, baik secara kognisi maupun mental.
5. Terdapat
evaluasi
Proses evaluasi tentu menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pengajar perlu memberikan kesempatan bagi kelompok untuk melakukan evaluasi terhadap proses belajar mereka, agar ke depannya dapat melaksanakan pembelajaraan yang lebih kooperatif.
Baca juga : Model Pembelajaran dalam Pendekatan Konstruktivis
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan dari
pembelajaran kooperatif adalah tercapainya hasil belajar yang optimal sekaligus
mengembangkan keterampilan sosial individu. Dalam pembelajaran kooperatif
keberhasilan suatu kelompok tidak didasarkan pada hasil persaingan antara
kelompok satu dengan yang lainnya, tetapi lebih kepada hasil belajar
individu-individu dalam kelompok tersebut.
Ibrahim, et al.
(2000) merangkum tiga tujuan yang setidaknya harus dicapai dalam metode
pembelajaran kooperatif, yaitu : 1) hasil belajar akademik yang merata pada
setiap individu dalam kelompok; 2) menciptakan rasa saling menghargai dan
menerima perbedaan antar setiap individu; 3) mengajarkan keterampilan sosial
dalam berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu yang berbeda-beda.
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode untuk dapat diterapkan yaitu:
1) Student
Teams-Achievement Divisions (STAD),
4) Learning
Together
5) Group
Investigation
6) Cooperative
Scripting
Baca juga : Model Pembelajaran dalam Pendekatan Konstruktivis
0 Comments: